Welcome to all passangers! Read carefully, enjoying with my mind!

Selamat datang di blog saya. Apakah anda pernah merasakan manisnya jatuh cinta? Di saat anda merasakan perasaan seperti itulah, anda harus bersiap diri untuk merasakan kepahitannya.

Rabu, 16 Mei 2012

Karier Lebih Penting daripada Seorang Pujaan Hati

Emm sebelumnya aku akan menyapa kalian para pembaca blogku. Hai, apa kabar kalian? Ku ucapkan selamat pagi karena aku membuat blog ini pagi-pagi sekali. Mungkin kalian sedang berwisata di sebuah pulau yang disebut dengan dream land. Semoga mimpi indah! Pembahasan postingan kali ini adalah keuntungan seseorang yang tidak memikirkan hal-hal yang dapat membuang waktu. Ambil contoh berdasarkan pengalaman pribadiku saja lah. Aku menyukai seseorang, dia cukup membuatku gila bahkan sangat gila. Teman-temanku pun berkata padaku bahwa aku sudah dibuat gila olehnya. Aku hanya berdalih dengan alasan "masih wajar kok, namanya juga sedang jatuh cinta"  dan masih banyak lagi alasanku.
 
Aku mengalami puncak dimana aku sedang merasakan bidadari cinta menyapaku. Pada akhirnya aku pun menjadi terbuai dengan wajah rupawannya sehingga aku tak sempat konsen pada pekerjaan utamaku sebagai seorang pelajar. Malam hari bukannya buka buku tapi malah ku habiskan waktu belajarku untuk stalking twitternya. Tidak berhenti disitu saja, di buku pelajaran yang harusnya berisi catatan malah ku tulis segala kegilaanku terhadap dirinya. Sungguh, itu sangat gila.

Namun di saat aku memikirkan dirinya, dirinya malah sudah memiliki. Kegilaan itu berubah menjadi sedikit kefrustasian. Kenapa dia harus memilih wanita lain? Pikiranku buyar. Aku hanya memikirkan dirinya tanpa memperdulikan statusku sebagai pelajar. Malam yang harusnya kulakukan untuk belajar hanya terbuang sia-sia untuk menangisi dirinya. Bodoh, kataku dalam hati. Prestasi di kelas menjadi turun drastis sekali. Nilai-nilaiku hancur semua. Sering menggalau saat pelajaran. Tidak pernah konsentrasi.

Jujur dengan adanya kejadian seperti itu aku menjadi sadar bahwa pujaan hati yang ada di dalam pikiranku hanya menjadi beban belaka. Seseorang menasehatiku:

Buat apa kamu memikirkan pujaan hatimu
jika dia saja tidak pernah memperdulikan bahkan memikirkanmu?

Kalimat tersebut seakan menjadi cambuk peringatan bagiku. Benar juga apa yang dikatakan mereka kepadaku. Selama ini aku hanya terbuai olehnya. Karierku sebagai pelajar turun hanya karena dirinya. Macam apa pula ini? Kemana saja diriku yang sebenarnya?
Sekarang aku ingin sekali mencoba menutup pintu hatiku dahulu agar tidak terganggu dengan seseorang-seseorang yang cukup mengganggu di otakku ini. Toh aku masih ingin melanjutkan pendidikanku ke jenjang lebih tinggi, universitas. Dan aku tidak ingin mengulang kejadian seperti satu tahun yang lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar