Selamat malam semuanya. Apa kabar kalian di Bulan Oktober yang udah
mulai sendu-sendu galau seperti ini? Apalagi kalau bukan mendung dan
hujan. I said sorry karena terlambat membuat postingan baru. Ini
dikarenakan minggu lalu emang lagi disibukkan dengan kerja memenuhi
orderan klien. Biasanya suka riweh sendiri kalau tulisan belum diposting
atau bahkan belum dibuat, tapi karena pekerjaan tersebut malah jadi
lupa nulis di blog. Kangen kan ya? Nggak kangen ya nggak apa-apa sih
sebenernya. Untuk mengobati rasa rindu kalian, by the way buat kalian yang rindu sama aku ya. Aku bakal nulis lagi. Hore.
Postingan pertama di Bulan Oktober. Lebih tepatnya minggu kedua di Bulan
Oktober adalah nggak jauh-jauh tentang pekerjaan. Masih banyak
orang-orang yang bertanya tentang ke-stereotype-an dan ke-mainstream-an mereka mengenai pekerjaan lintas profesi. Nah aku mau membahas mengenai pekerjaan tersebut dari sudut pandangku. So here we go.
Pernah nggak sih kalian ditanya tentang cita-cita sama orang tua kalian,
tetangga, om, tante, kakek, nenek, sampai guru kalian? Pasti pernah
dong. Dan jawabannya sungguh mulia sekali. Ada yang mau jadi presiden,
tentara, polisi, dokter, bahkan youtuber. Nah sekarang apa kabar
cita-cita kalian yang dulu sempat dideklarasikan di depan guru SD
kalian? Apakah sudah benar-benar tercapai atau malah justru banting
haluan ke pekerjaan yang lain? Kalau kalian jawabnya banting haluan ke
pekerjaan lain, oke senasib denganku.
Berawal dari cita-cita sejak SMP dan doa dari eyang kakung. Dulu pernah
pengen jadi diplomat. Sampai pada akhirnya saat SMA aku beralih
cita-cita semu ingin menjadi dokter dan terjebak dalam memilih jurusan
saat SNPMTN Undangan. Aku justru memilih Kedokteran. Gila kan? Aku tahu
kalian yang sedang baca ini pasti ngebatin, "Nggak mungkin juga masuk
kedokteran." Iya emang udah nggak mungkin sih. Hahaha. And here I am, SMP pengen jadi diplomat, SMA pengen jadi dokter, lulus kuliahnya Sarjana Komputer.
Sebenarnya sekarang masih punya impian jadi diplomat sih, tapi nggak
mungkin juga dengan situasi dan kondisi latar belakang pendidikanku saat
ini. Namun hal tersebut tidak menghalangiku untuk sampai sekarang tetap
berusaha bekerja di lingkungan diplomat. Nah sekarang aku mau menjawab
satu per satu pertanyaan-pertanyaan ke-stereotype-an dan ke-mainstream-an
orang-orang di luar sana mengenai pekerjaan lintas profesi. Rata-rata
juga jadi pertanyaan yang sering ditanyakan. Kenapa ini lah. Kenapa itu
lah.
"Kuliah di jurusan B tapi kok malah ambil kerjaannya yang nggak sesuai dengan bidang ilmu?"
Idealnya ya emang kuliah di jurusan A nanti kerjanya pasti sesuai dengan
jurusan A. Kuliah di jurusan B nanti kerjanya ya masih berhubungan di
jurusan B. Namun nggak menutup kemungkinan jika suatu saat semua
pekerjaan akan selalu berhubungan dengan ilmu yang kalian dapat sewaktu
perkuliahan.
"Kalau udah tau bakal kerja di kantor A kenapa dulu kuliahnnya malah ambil di jurusan B?"
Nggak akan ada yang tau orang itu terkecuali orang itu sendiri. Makanya
sebelum benar-benar terjun di dunia perkuliahan, ketahuilah passion kalian ada dimana. Terkadang yang katanya udah nemuin passion, masih suka galau.
"Rugi dong 4 tahun kuliah dapat ilmu B tapi nggak kepake waktu kerja di A?"
Siapa bilang ilmu ngerugiin? Siapa kata ilmu waktu kuliah nggak bakal
digunakan waktu kerja nanti? Selintas-lintas profesi, tetap aja mereka
bakal menggunakan ilmu yang diberikan sewaktu kuliah juga. By the way,
nggak ngerasa rugi juga kok. Justru menurutku, malah bisa dapat ilmu
dobel-dobel. Pertama ilmu yang didapat sewaktu kuliah, kedua ilmu yang
didapat selama bekerja. Walaupun bakal belajar dari nol lagi nggak ada
salahnya kan? Nggak cuma ilmu doang, aku bahkan bisa bertemu dengan
orang-orang baru dengan latar belakang yang berbeda. Bisa belajar
bersosialisasi dengan orang lain, bicara di depan orang banyak, dan
sebagainya. Banyak belajar hal yang baru deh pokoknya.
"Nyebrang banget ya kerjaannya?"
Selama pekerjaan tersebut membutuhkan kualifikasi yang sesuai dengan
jurusan kuliah dan kemampuan, kenapa nggak dicoba aja sih? Lagian kenapa
sih dengan pekerjaan lintas profesi? Selama aku bekerja dan nggak
mengganggu pekerjaan kalian, apa salahnya? Coba keluar dari zona nyaman
deh. Biar kalian tahu orang-orang di luar tuh kayak gimana. Nggak
semuanya yang berbeda itu salah dan nggak semuanya yang minoritas itu
kalah.
Ini semua kembali ke opini masing-masing. Aku nggak menyalahkan buat
kalian para idealis dan nggak menganjurkan juga untuk keluar dari zona
nyamanyan kalian. That's why we have each opinion. Semangat buat
kalian. Kerjakanlah sesuai dengan kenyamanan kalian, kerjakan apa yang
kalian sukai, dan inget ya, ngerjain sesuatu nggak boleh
setengah-setengah. Oke? See you next time. XOXO!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar