Welcome to all passangers! Read carefully, enjoying with my mind!

Selamat datang di blog saya. Apakah anda pernah merasakan manisnya jatuh cinta? Di saat anda merasakan perasaan seperti itulah, anda harus bersiap diri untuk merasakan kepahitannya.

Kamis, 05 Juni 2014

My Daily Life #6 Everybody Come To Haeundae!

Jadi kemarin itu waktu gue move dari Seoul ke Busan jalanan agak sepi-sepi gitu soalnya kemarin tanggal 4 Juni, di Korea lagi ngadain pesta demokrasinya mereka. Kalau kita kan pemilu legislatif udah lewat tanggal 9 April kemarin, nah mereka baru nyoblos kemarin itu. Oh ya ada sedikit cerita menarik pas naik bus dari Seoul ke Busan. Kita naik dari terminal, ini kayaknya emang sengaja dibuat jadwalnya naik bus. Tapi beneran deh, lo kalau move dari tempat satu ke tempat lainnya naik pesawat, nggak ada sensasinya apalagi di Korea. Lo harus jelajah Korea naik busnya sana! Bus mereka nggak kayak di Indonesia. Telat semenit aja udah ditinggal sama supirnya. Agak kejam, bukan agak tapi kejam banget. Ya gimana lagi, mereka sangat sungguh menghargai yang namanya waktu. Pantesan maju ya negaranya ^^ hehe.

Sepanjang perjalanan ke Busan gue disuguhi pemandangan bagus mulai dari sawah, perbukitan, ladang, sampai terowongan. Disini tuh lo kayak berasa udik, nggak modern, ndeso, kampungan lo bakal keluar deh. Beneran, kampungan gue keluar pas gue pipis di terminal Seoul. Gue nyari tombol buat nyiram aja nggak nemu-nemu. Hangul semua, mana ngerti.

Lama perjalanan kurang lebih 6 jam. Sesampai di Busan suasananya berubah seketika. First impression gue di Busan adalah kotanya kota pantai. Di busway aja kalau lo mau berhenti di suatu tempat ntar ada bunyi burung-burungnya, ya ala-ala pantai gitu lah. Meskipun Busan udah kayak Surabaya-nya Korea, disini tuh nggak terlalu buru-buru juga. Nggak kayak di Seoul superhectic. Masalah bahasa, keliatan mereka ada medok-medok dialek Busan. Sama halnya kayak fashion, ya adalah yang stylish gitu tapi nggak se-stylish yang di ibukota. Well, ibukota emang membawa dampak juga ternyata. Bukan banding-bandingin sih, gue suka kok semuanya. Apapun itu yang berbau Koreea gue suka. Saya suka saya suka!

Dari terminal Busan menuju hostel agak jauh juga, harus ngelewati beberapa stasiun. Ganti subway. Ganti line. Ganti jalur. Apalah gitu namanya. Belum lagi ketambahan hujan yang nggak deras-deras amat tapi bikin sepatu gue basah dan bau. Sampai juga akhirnya di Hostel namanya Hi Korea. Hostelnya ternyata deket sama hotelnya 2NE1. Emm apa ya kayak keberuntungan lagi bisa nemu hotelnya si artis kpop. Sayangnya, kami dapat hostel deket sama tempat prostitusi gitu. Tapi nggak masalah sih, malah bisa jadi cuci mata buat cowok-cowoknya. Di hostel kami disambut sama oppa-oppa ganteng.

YA ALLAH TERIMAKASIH KEPADAMU, AKU BISA SEATAP SAMA MEREKA. PENJAGA HOSTEL TERGANTENG DI BUSAN.

Selamat pagi kuucapkan dari Busan. Pagi ini disambut oleh senyuman oppa berbaju kuning dengan topi bundarnya. Alahmak, flower boy. Gue disuruh sarapan sama kakak-kakak panitianya. Sarapannya cukup simple, asal sarapan sama oppa-oppa itu sudah sangat cukup membuatku kenyang. Bukan, bukan, fokus, fokus! Sarapan kali ini modelnya sarapan mandiri. Jadi penjaga ganteng tadi udah nyiapin roti nah terserah lo mau makan pake telur rebus (gurih) apa pake selai dalkki (manis). Gue sih milihnya pake selai strawberry aja. Panggang sendiri, ambil minum sendiri, makan disuapin, nyuci piring kotor sendiri. Apa-apa sendiri. Selesai sarapan gue sama yang lainnya mau ngeksplor Busan. Tujuannya sih mau cari oleh-oleh lagi. Destinasi pertama ke Busan Tower. Keren banget! Nggak kalah sama N-Seoul Tower. Lo juga harus kesini kalau lagi ke Korea. Tempat kedua, nggak jauh dari Busan Tower yaitu Nampodong. Nampodong udah kayak Myeongdong-nya Busan. Tetep ya yang namanya Korea kalau nggak ada toko yang jual kosmetik bukan namanya Korea. Yes, I found NR store, EH, Innisfree, Missha, and others in here. Tetep pula bawaannya mau borong kosmetiknya. Fix gue beli lagi di NR. Tapi kali ini NR store cabang Busan nggak semeriah di Myeongdong kemarin. I mean the endorser, exo. Udah siang waktunya makan! Karena makanan disini rawan babi, kita menyepakati untuk makan di McDonald. Sungguh sangat tercengang ketika gue masuk dan pesan nasi ayam dan ternyata mereka nggak jual nasi ayam. Mbak, njuk aku nek ra mangan sego ayam aku kon mangan opo lah? (Mbak, kalau aku nggak makan nasi ayam terus aku disuruh makan apa?) Sedih banget, nasi ayam nggak dijual. Akhirnya seperti biasa, Mbak Aul memesankan kami burger halal alias chicken burger pake bahasanya sana. Satu-satunya menu halal yang ada disana.

Kenyang seketika dan selanjutnya pergi ke Pantai Haeundae. Jujur aja sih pantainya masih bagusan pantai di Indonesia. Beneran aku nggak bohong. Pantai Haeundae yang sering dinyanyiin Haha sama Skull itu nggak seindah apa yang gue bayangin. Maaf ya, but I still love Indonesian beach. Pantainya ngebosenin. Belum lagi hawa-hawa mendung yang bikin gue kepikiran untuk bilang, "Oppa peluk aku. Aku kedinginan." Tapi ada hal yang bikin gue nggak bakal lupa sama pantainya, saking hi-tech nya Korea gue sampai takjub sama mesin selfie ajaib. Di pantai aja ada mesin selfie, bro! Iya jadi kita bisa foto-foto gitu terus dikirim lewat emailnya gitu. Ajaibnya lagi, emailnya langsung keterima! 100 buat mesin selfie di Haeundae.

Perjalanan selanjutnya ke arah hostel alias balik soalnya udah sore dan kami harus ada jadwal cooking with eonni oppa. Sebelum balik gue pengen makan hotteok dulu. Soalnya di tokonya tuh kayak ada arwah yang manggil-manggil ke gue gini, "Heh lo! Kesini! Beli gue dong, gue enak kok buat dimakan!" Bener banget, gue pesen satu hotteok harganya cuma seribu won. Murah kan! Psstttt di Korea seribu won berasa kayak seribu rupiahnya Indonesia, jadi kesannya murah. Padahal kalau di rate jatuhnya dua belas ribu buat ukuran kue cucur.

Sesampainya di hostel seperti biasa kami disambut sama penjaga hostel tapi bukan sama flower boy, sama mbak-mbak yang nggak lain yang bakal ngajarin kami masak masakan Korea. Mereka nawarin ke kita mau nggak masak bareng. Ya mau lah! Apalagi si mbak ini punya asisten cowok! Ganteng!

Mbak-mbak: Kami mau memasak, mau ikutan?
Semua: MAUUUUU!!!
Mbak-mbak: Gimana kalau masak bulgogi?
Semua: OKEEEEE!
Mbak-mbak: Kalau begitu pakai daging pork ya?
Semua: ANDWAEEEEEEEE!!! /ini gue udah paling mencak-mencak brutal/

Oke kami mau dimasakin pake pork, Mbak Aul pun beraksi dengan bahasanya sendiri. Ya jelasin lah kalau kita nggak makan pork karena alasan tertentu. Mbak-mbaknya cuma mengangguk, oh oh gitu sih. Acara masak-masak berlangsung dengan hebohnya. Kenapa? Soalnya nggak cuma kami aja yang ikutan tapi ada bapak-bapak dari Jepang yang katanya sih fotografer travelling gitu sama mbak cantik dari Seoul yang cuma pengen liburan dimari.

Bapak: Saya pernah ke Bali loh, tapi belum pernah ke Indonesia.
All of Indonesian people: -___-
Kakak panitia: Maaf pak, Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Jadi kalau bapak pernah ke Bali otomatis bapak pernah ke Indonesia juga. Begitu.
Bapak: Oh gitu! Maaf ya!

Lanjut ke acara masak-masaknya. Ada yang motong odeng, ada yang motong daun bawang, jatah gue ambil nasi di rice cooker. Seketika si oppa datang, dan dan dan gue gugup men. Makanan selesai diolah dan kami makan. Selamat makan. Acara makan semakin nggak konsen ketika melihat si oppa-oppa makan dengan lahapnya. Gue paling nggak bisa makan pake chopstick, sempet bingung mau mintanya gimana. Dengan bantuan Kak Aul semua teratasi. Gue dikasih sendok langsung dari tangan pertama si oppa ini tadi. Makanannya enak, Oppa!!!

Oh gue sampai lupa, di Hi Korea ada maskotnya juga loh. Maskot super unyu yang pernah gue lihat seumur hidup. Yap goyangi, baek sajang. Maskotnya kucing. Iya kucing namanya Baek Sajang. Dia penunggu hostel ini, cewek. Nggak takut dipegang sama pengunjung, kerjaannya tidur. Sayang banget gue belum pernah liat dia berak.

Gue baru sadar kalau ternyata malam ini makan malam terakhir gue di Korea. Besok udah harus bertolak kembali ke Indonesia. Sedih banget men rasanya, ternyata 7 hari di Korea sama aja sejam di Indonesia. Cepet pake banget. Berhubung malam ini malam terakhir di Busan sekaligus di Korea, gue mutusin buat main-main keluar. Mau liat Busan dari sisi gelapnya. Jam udah nunjuk ke arah angka sepuluh lewat tiga puluh menit, toko-tokonya pun udah sepi. Sepi, angin, sama bekas hujan tadi sore bikin gue sedih. Hanya ada secangkir kopi yang menemani kami di malam terakhir kami di Korea. Karena esok kami kan kembali ke tanah air.

Sampai jumpa Korea, aku harap bisa bertemu denganku lagi. Jangan pernah pergi dari lubuk hatiku. Selamat malam Busan. Selamat malam Seoul. Aku sungguh sangat mencintaimu!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar