Welcome to all passangers! Read carefully, enjoying with my mind!

Selamat datang di blog saya. Apakah anda pernah merasakan manisnya jatuh cinta? Di saat anda merasakan perasaan seperti itulah, anda harus bersiap diri untuk merasakan kepahitannya.

Sabtu, 09 Desember 2017

Suka Duka Ambil Jurusan Teknik

Halo kalian semua! Cepet banget deh udah tanggal segini aja. Perasaan baru kemarin masuk awal bulan, eh sekarang udah hampir tengah bulan, besok-besok udah akhir bulan. Bagaimana keadaan kalian sejauh ini? Semoga tetap bahagia ya. Seperti aku yang akan tetap bahagia dengan memasang senyum tipis-tipis ini. Walaupun kemarin sempat shock karena timbangan berat badan naik, and as always aku adalah tipekal manusia yang akan selalu menyalahkan timbangan kalau timbangan ngga sesuai dengan ekspektasi. Huahaha. Tapi aku memang sadar sih kalau aku lagi berat banget. Been 2 months did not excercising. Oke aku nggak akan membahas mengenai berat badan ataupun timbangan. Kali ini aku bakal membahas mengenai satu hal yang udah lama banget pengen aku post di blog aku di sini. Udah sejak dari akhir 2012, tapi baru kesampaian sekarang juga. Lima tahun ku menunggu. Eh tapi masih lamaan kisahnya Rangga sama Cinta sih. Apa itu? So check this out.

Kalau boleh jujur sih, untuk menulis tulisan yang satu ini syarat wajib, mutlak, harus ada yang pertama adalah kudu jadi mahasiswa jurusan teknik terlebih dahulu. Kenapa? Ya soalnya aku bakalan membahas mengenai suka duka jadi mahasiswa teknik. Ya kali anak jurusan Teknik membahas tentang suka duka selama kuliah di jurusan Kedokteran. Mungkin ada sih, buat mereka yang ambil double degree. Kedokteran plus Teknik. But it's not me. Tanpa babibu lagi ini dia suka dan dukanya jadi mahasiswa teknik.

Suka
Banyak temen cowoknya. So pasti. Ambil contoh aja waktu aku semester awal. Biasanya maba-maba awal perkuliahan gitu belum kenal soal KRS-an kan ya. Mereka default dapat kelas yang sudah ditentukan oleh jurusan. Nah saat itu aku dapat kelas C yang isi ceweknya cuma 8 dari total keseluruhan mahasiswa di dalam kelas adalah kurang lebih 50 anak. Ini juga jadi rejeki buat si anak cewek karena kesempatan buat dapet temen cowok lebih banyak. Namun, kebalikan bagi si anak cowok. Kesempatan buat deket sama temen cewek baru lebih sedikit probabilitasnya.
Gampang dikenal dan merasa dilindungi. Karena kadar cewek dibandingkan cowok lebih sedikit, hal ini memudahkan untuk mengenal dan dikenal lebih cepat. Nggak hanya dikenal oleh teman cowok sekampus, tetapi juga bisa dikenal oleh para dosen. Selain itu, kekompakan anak cewek teknik juga nggak kalah kompak dengan banyaknya jumlah anak cowok. Oh ya selama kuliah di teknik ini juga sering ngerasa aman aja gitu. Ya gimana nggak aman, stok cowoknya banyak banget sih. Hehehe. Jadi berasa kayak dilindungi aja gitu.
Disiplin waktu. Terkadang kuliah di teknik memang melelahkan. Namun, di balik lelah tersebut terdapat pelajaran yang dapat aku ambil hikmahnya. Aku lebih bisa mengatur jadwal, mengatur waktu, dan dapat belajar disiplin secara mandiri. Selain itu, bisa memprioritaskan masalah yang lebih urgent untuk diselesaikan terlebih dahulu dan dapat melanjutkan urusan lain. Di samping itu, aku juga bisa belajar beradaptasi di lingkungan baru. Beradaptasi dengan memiliki teman cowok yang lebih banyak.
Proud of myself. Siapa yang nggak bangga untuk jadi anak teknik. Walaupun dulunya pernah salah ambil jurusan, pasti lah ada sekelumit kebanggan tersendiri pada diri masing-masing. Nggak mungkin kalian nggak bangga jadi anak teknik. Banyak quotes mengenai mantu idaman adalah anak teknik. Anak teknik juga dituntut untuk menjadi pelopor perkembangan dunia di bidang teknologi yang serba modern ini.

Duka
Ekspektasi berbedan dengan kenyataan. Terutama untuk para maba yang so excited karena gelar baru mereka sebagai mahasiswa yang didapatkan dengan penuh perjuangan. Banyak dari mereka yang memberikan harapan sangat mulia pada diri mereka sendiri. "Aku harus lulus 3,5 tahun" atau seperti ini "IPK harus 4,00" atau yang seperti ini "Aku ingin ikut organisasi di dalam kampus" dan masih banyak harapan dan cita-cita mulia tersebut. But the reality is not look like the expectation. Ini benar-benar aku alami dengan sendirinya. Aku saat menjadi maba pernah menulis di blog ini juga mengenai harapan ke depannya saat menjadi mahasiswa teknik. Aku pernah punya target lulus 3,5 tahun. Kenyataan yang ada adalah waktu 3,5 tahun itu baru bisa memulai menulis skripsi dan akhirnya bisa lulus di tahun ke-4.
Tugas yang melelahkan. Aku nggak ngerti kalian bakal ngerasa tugas sebagai anak teknik itu berat atau mudah. Atau semua jurusan juga mengalami tugas yang melelahkan? Tapi menurutku sebagai anak teknik yang salah jurusan emang ngerasa tugasnya merenggut waktu gitu. Pernah suatu saat dalam satu hari kuliah terdapat 4 mata kuliah yang aku ambil. Which is dari jam 7 pagi sampai 6 sore di kampus terus-terusan. Dan dalam satu hari tersebut ada tugas dari dosen masing-masing mata kuliah. Ya bayangin aja deh tugas minggu lalu yang belum selesai, eh udah dapat tugas baru lagi. Belum lagi ketambahan sama presentasi di depan kelas.
Telat modis. Jujur sih selama kuliah di teknik jarang banget dandan ala-ala feminim gitu. Pernah sih pakai rok gitu, khusus kalau lagi ada jadwal nge-lab dan mata kuliah agama. Selain itu, lebih nyaman pakai celana jeans, baju hem, dan sepatu. Tambahan fashion item yang lain adalah backpack. Dah itu nyaman banget. Mau lari-larian di dalam kampus, jalan santai, nungguin dosen, pake outfit yang aku sebutin tadi enak deh. Nggak ribet. Untuk make up sendiri cuma butuh bedak sama lipstik doang. Kadang pernah mikir, ya ampun se-simple itukah OOTD ala anak teknik?

Kalian anak teknik ngerasa gitu nggak sih?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar