Farewell Letter
Date: 26062012
Time: 22.18
To: Septa Gugi Rianda
From: Mutiara Masyitha ^^
Surat
perpisahan untuk teman 3 tahunku, Septa. Halo, Septa! Apa kabarmu? Aku
harap kamu bahagia dan tenang di sisiNya (ehh). Gimana hubunganmu sama
si Juno? Masih langgeng kan? Atau jangan-jangan kamu masih naksir sama
temen satu kelasku ya? Kalau gag salah namanya kayak merk bis pariwisata
deh. Kamu tau gag, Pat? Ah pasti gag tau, ya udah gag jadi ngomong deh.
Inget sama suasana ini gag Pat? Waktu masuk di kelas XB untuk pertama kalinya? Aku kira kamu kembarannya Vita. Ternyata kasus tersebut salah besar, Pat! Ternyata kamu beda orangtua. Bapak kamu bernama Om Riandi persis banget sama nama belakangmu, Rianda. Sedangkan bapaknya Vita berrnama Om Widodo. Kalau bapakku sih namanya Pak Purwandana, kalau bapaknya Dindot namanya Om Heri. Jadi intinya kita berempat ini beda bapak! Lanjut ke awal deh. Aku pikir kamu ini punya darah keturunan India loh, Pat. Soalnya, awal aku liat muka kamu, kamu persis banget sama Amitabachan. Itu loh aktor India yang udah tua. Amitabachan itu kakekmu ya? Wah keren dong hahaha. Aku dulu gag begitu deket sama kamu, waktu kelas X aku deketnya masih sama Devi sama Vita. Kamu dulu kan kalau main sering barengan Desta. Masih inget gag, Pat? Main bareng di ngeban sama anak XB? Kita touring bareng ke Kaliurang sampai motorku melorot gara-gara gag kuat naik tanjakan. Vita akhirnya turun dan nuntun motorku. Ah Vita terimakasih banyak! Terus latihan Pabhama bareng Vita, kita juga sering dimarahin sama senior atas. Inget juga gag, kamu sampai relain kaki mu yang habis dioperasi masuk ke sungai yang super dingin waktu GTBU di Kaliurang? Kamu juga disuruh ganti jadi wali tenda. Tau sendiri kan, wali tenda tugasnya apa? Makan indomie rebus campur energen campur daun. Jujur, kalau jariku jempol semua udah tak acungin 20 jari buat kamu. KAMU WANITA SUPER!
Sama seperti ceritanya Vita. Aku akhirnya naik kelas. Kita sekelas lagi, masih di kelas yang sama XI IPA 2 bareng Vita sama Dindot. Kamu duduk sama Dindot di depan sendiri sedangkan aku ada terdampar di pojokan bareng Vita. Ehm kita melakukan apa yang harus kita lakukan di pojokan sana. Seru banget loh duduk di pojok, Pat! Bakal ketagihan sekalinya coba. Oh ya aku sering banget ya ngomongin anak SMA sebelah dan sasarannya pasti kamu. Mwihihihi, namanya juga suka. Kalau gag suka ngapain sampai nyimpen fotonya segala. Aku ingat waktu kamu bilang anak itu jelek tapi aku tetep keukeuh bilang kalau anak itu ganteng. Kamu bilang ke aku kalau dia itu gag ada bagus-bagusnya tapi aku tetep bilang dia sempurna. Alhasil, nilai semesteranku turun semua cuma gara-gara mikir orang kayak dia, Pat. Aku begitu bodoh, Pat. Kenapa Tuhan menciptakan makhluk seperti dia? Kenapa aku jadi curhat sama kamu? Kenapa?! Lupakan.
Naik ke kelas 'atas' maksudnya
adalah kelas dimana fasilitas surga ada di kelas ini. Mulai dari AC,
LCD, jendela pakai gorden ijo, sound yang sering disalahgunakan untuk
nari-nari hehehe. Sayangnya selama 5 hari aku gag ngerasain sekelas sama
kamu, Pat. Bahkan aku gag ngerasain disambut sama Wali Kelas sendiri.
Aku murid transfer-an kali ya? Masalahnya gag betah juga sih kalau harus
pisah sama kalian. Alasannya, ya gag betah, harus adaptasi lagi. Aku
bukan manusia bunglon yang bisa berubah warna di lingkungan yang
berbeda. Aku manusia yang sangat membutuhkan adaptasi lebih untuk
menyesuaikan lingkungan baru. Aku ingat waktu aku main ke rumahmu, aku
dipaksa makan gado-gado buatan budhemu. Sumpah, itu gado-gado tersehat
yang pernah ku makan. Terus waktu ke Solo. Itu pertama kalinya aku main
sama kamu sampai jauuuuuuuh banget. Naik mobilnya Asep. Aku ingat betapa
keringnya kamu waktu duduk di kursi tengah. Kamu bagaikan obat nyamuk
yang sedang meracuni nyamuk. Aku naik seluncuran, teriak bareng-bareng.
Makan sore di SGM, pulang udah kemalaman. Aku pengen liburan lagi!
Tanggal 16 April yang lalu kita ujian bareng-bareng, tanggal 26 Mei lalu
kita lulus bareng-bareng. Aaaah dunia berputar cepat sekali. Kenapa aku
semakin tua, Septa? Aku harus meneruskan cita-citaku di jalanku ini.
Mau gag mau harus berpisah. Bukan .berpisah untuk selamanya tapi
berpisah untuk sementara. Oh ya, Septa, maafkan aku kalau aku keseringan
utang pulsa ke kamu. Mungkin aku masih banyak utang sama kamu, tapi
coba ikhlaskan saja ya. Temen lah..
NB: Ajumma , kalau kamu buka blogku sempatin
baca postinganku yang ini ya! Sebenarnya 3 tahun dalam postingan ini gag
cukup, Pat. Masih banyak cerita-cerita bareng kamu. Oh ya kalau kamu
nikah sama Juno atau bis pariwisata undang aku ya :) Jangan lupa ceritain ke anak cucumu
kalau kamu pernah punya teman gila macam aku ini.
Hug and Kiss,
J. M. Jung Masyitha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar