Selamat malam semuanya! Apa kabar? Nggak kerasa banget udah sepuluh hari berlalu tanpa menulis sesuatu di blog. Rasanya bingung. Kok bingung? Mau nulis tapi belum nemu konten yang pas buat ditaruh di blog. Baru sempat banget nulis malam ini soalnya seminggu ini sibuk banget datengin acara job fair. Minggu lalu ke ikut job fair di Solo, lalu kemarin ikut di UGM. Ya namanya juga usaha cari kerja. Nggak apa-apa lah ya. Pokoknya tetep semangat aja buat kalian yang sedang berjuang cari kerjaan demi sesuap nasi. Semangat dan jangan menyerah!
Hari ini sebenarnya nggak mau nulis yang berat-berat tapi berhubung lagi selo tiba-tiba kepikiran aja pengen bahas lirik lagu. Gara-gara buka Youtube nih terus ketemu lagunya Payung Teduh judulnya Resah. Oh ya kalian udah pernah denger lagunya Payung Teduh belum? Coba dengerin pas mau tidur atau pas malam-malam gitu. Syahdu banget! Kalau aku sih suka dengerin lagunya Payung Teduh yang judulnya Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan sama Resah. Nah kali ini mau bahas tentang filosofi lagu Resah. Buat kalian yang baru pertama kali dengerin lagu ini, coba deh didengerin secara seksama ya. Liriknya diresapi dalam-dalam.
Resah
Gimana menurut kalian? Merinding atau biasa aja? Awal aku dengerin lagu ini sih ngerasa biasa aja dan belum ngeh sama liriknya dan ternyata setelah googling...
Aku menunggu dengan sabar
Di atas sini, melayang-layang
Tergoyang angin, menantikan tubuh itu
Di atas sini, melayang-layang
Tergoyang angin, menantikan tubuh itu
Masih agak setengah percaya setengah nggak percaya sih. Ternyata dibalik dari lirik lagu tersebut menyimpan kisah nyata. Nggak tau juga sih benernya gimana. Sebenarnya agak horor juga sih nulis beginian malam-malam. Jadi singkat ceritanya ada cowok yang lagi ikut pendakian gunung bareng temannya. Si cowok ini habis diputusin sama ceweknya terus gantung diri deh di pohon. Nah di sakunya ada puisi yang isinya hampir-hampir sama lirik lagu Resah. Alhasil jadilah lagu yang katanya based on true story.
Eits... tapi aku nggak mau masalahin kenapa si cowok bunuh diri, kenapa ceweknya putus sama si cowok, kenapa mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudera~ Loh malah nyanyi. Sesuai di awal tadi, aku mau bahas tentang filosofinya. Sekali lagi buang jauh-jauh deh pikiran kalian kalau lagu ini horor. Nggak horor, justru menurutku lirik lagunya pas banget buat kalian yang sedang menunggu seseorang dengan penuh kesabaran. Rela menunggu sampai nggak tau kapan akan selesai waktu menunggunya cuma demi ingin bersama orang yang dicintainya.
Kalau emang menunggu membuahkan hasil yang baik, kenapa nggak bertahan untuk menunggunya? Walaupun terkadang menunggumu tidak sesuai ekspektasi, setidaknya kamu pernah belajar bagaimana berjuang menunggu seseorang penuh dengan kesabaran. Selamat malam! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar