Welcome to all passangers! Read carefully, enjoying with my mind!

Selamat datang di blog saya. Apakah anda pernah merasakan manisnya jatuh cinta? Di saat anda merasakan perasaan seperti itulah, anda harus bersiap diri untuk merasakan kepahitannya.

Minggu, 06 September 2015

My Daily Life #10 KKN Day 30

Selamat pagi menjelang siang hari. Selamat berjumpa di Bulan September ceria ini. Yeah! Suasana di posko cukup ramai akan kehadiran anak-anak. Karena mulai beberapa hari lagi akan ada penarikan mahasiswa KKN dari tugasnya. Seneng sama sedih aja gitu kalau udah mau pisah. Dulu sebelum KKN dimulai kayak suka ngeluh sendiri, kalau KKN bakal susah hidupnya. Ternyata nggak susah-susah banget sih. Untuk postingan minggu ini, aku bakal meringkas beberapa hari saja dikarenakan udah mulai sibuk berbenah-benah. Kali ini mau menceritakan gimana rasanya ngelihat sesuatu yang nggak kasat mata. Maksud aku adalah cerita yang menurutku bakal sulit dijangkau di pikiran. Sampai detik ini pun aku juga masih syok dan nggak percaya aja gitu kalau aku sempat mengalaminya beberapa hari yang lalu. Penasaran kan? Let's check this out!

KKN hari ke-22
Tragedi air terjun. Seperti biasa proker masih rutin dijalankan di kantor desa. Bertemu dengan seluruh pegawai desa. Seakan memahami momen akan berpisah, bapak-bapak pegawai di kantor desa meminta kami untuk melakukan sesi foto bersama. Akhirnya proker diselesaikan seadanya dan rapat untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk foto bersama. Selesai merapatkan, balik ke posko masing-masing, langsung tiduran lagi deh. Kelihatan gabutnya banget kan? Hahaha. Lalu salah satu dari temen di posko mengajak kita semua buat main bareng di air terjun. Sebenernya mau nolak buat main jauh-jauh karena masih sedikit capek gara-gara acara baksos kemarin, tapi sayang juga sih kalau nggak ikutan ke air terjunnya. Akhirnya diputuskan untuk ke air terjun walau nggak bisa full team.
Keganjilan dimulai dari sini. Berangkat dari posko setelah ashar. Selama di seperempat perjalanan masih belum kerasa apa-apanya. Melewati tengah hutan pinus yang kalau dijadiin materi instagram bakal dapat like banyak. Singkat ceritanya, motor yang aku tumpangi nggak mau naik ke tanjakan dan bannya kempes di jalan. Posisi di tengah hutan. Bayangin aja ban kempes di tengah hutan, sepi, kendaraan jarang lewat, sore-sore pula. Udah mau nangis kalau beneran nggak ada bengkel. Untungnya nggak lama dari lokasi kempesnya ban, nemu tuh bengkel. Kayak ngerasa ajaib aja sih.
Kelar ngurusin ban motor, perjalanan kembali dilanjutkan. Sampai pada akhirnya menemukan air terjun yang medannya benar-benar mengerikan. Jalannya berbatu nggak beraspal, naik turun, sempit, di atas tebing, di bawah jurang. Otomatis harus parkirin motor dulu kan, baru lanjut jalan kaki hingga menemukan aliran air terjun. Udah seneng banget tuh nemu air terjun segede itu. Foto-foto, naik ke batu-batuan gede, sampai lupa kalau bentar lagi waktu magrib tiba.
Nah ini nih klimaksnya. Aku balik dari air terjun duluan karena udah mulai gelap. Waktu jalan kaki dari air terjun ke tempat motor tadi, nggak ngerti deh yang kemarin aku lihat itu beneran manusia atau emang "manusia". Masa ada petani yang masih nyangkul gitu di sawah. Padahal pas lihat jam di handphone udah jam setengah enam gitu. Pikiran udah mulai nggak beres karena ngelihat bapak-bapak yang nyangkul di sawah, tiba-tiba aku udah ambil posisi duduk sambil istigfar. Di situ pula yang awalnya chill udah mulai panik. Ibaratnya tuh kayak meteran termometer gitu loh. Naik, naik, naik, sampai ke atas. Tambah panik lagi gara-gara nggak ada sinyal. Mampus. Kalau tersesat kayaknya nggak lucu, apalagi udah malam tambah nggak lucu lagi deh ini. Untungnya langsung ditarik sama temen cowok, "Ngapain kamu di situ? Cepetan balik sama aku aja." Dengan sisa tenaga yang masih ada, aku balik ke jalan utama. Setelah sampai di jalan utama sebelum masuk jalanan mengerikan menuju ke air terjun, aku pingsan. Dah ceritanya sampai sini.
Bangun dari pingsan, ternyata udah ada di salah satu rumah warga. Kondisi fisik berangsur mulai membaik, kami semua melanjutkan perjalanan pulang kembali ke posko. Namun bukan berarti nggak ada apa-apa dan kenapa-kenapa. Di jalan hutan pinus tadi kayak ngelihat ular gede nyebrang jalan gitu loh. Waktu tanya temen, ternyata dia nggak lihat apa-apa. Fixed deh ini aku udah kena halusinasi.
Sesampainya di posko aku kembali pingsan lagi. Untuk kali ini pingsannya lebih parah. Eh bukan pingsan sih, malah udah kemasukan gitu. Selama di-"tempelin" penunggu, sempat berinteraksi juga sama penunggunya. It was my first experience to communication with astral things. Aku sih nggak sadar kalau waktu itu emang lagi diajak omong. Cuma temen yang di posko aja yang ngelihat kalau ada yang nggak beres sama diriku. Senyum kaku ke arah pintu masuk. Senyum-senyum sendiri padahal nggak ada apa-apa di deket pintu masuk. Akhirnya badan mulai bener-bener "bersih" jam 9 malam. Itupun dengan bantuan teman satu posko yang bisa menetralkan keadaan. So goodbye my paranormal activity.
Udah ya ceritanya sampai di sini aja. Nggak mau lagi bahas-bahas yang kemarin. Ngeri aja gitu.

KKN hari  ke-23 sampai dengan hari ke-30
Gara-gara kejadian sore kemarin, bisa tertidur pulas sampai skip proker. Rasanya badan masih berat, masih pengen nempel di kasur. Bangun dari tidur dan langsung teringat sama pesan dari bapak pegawai kantor desa saat rapat kemarin.

Bapak: Udah kemana aja nih, Mbak?
Aku: Kalau unit saya belum kemana-mana nih, Pak.
Bapak: Harus coba ke air terjun. Di sini banyak air terjunnya.
Aku: Oh ya?
Bapak: Iya bagus-bagus pemandangannya.
Aku: Wah harus di-explore nih. Rugi kalau sampai sini belum jalan-jalan.
Bapak: Tapi kalau mau ke air terjun ada pantangannya, Mbak.
Aku: Apa?
Bapak: Nggak boleh pas berhalangan sama nggak boleh pakai baju merah.

Ini kesalahan emang dari diri sendiri sih. Waktu itu emang lagi berhalangan hari ke-2. Bener-bener lagi kotor dan penunggu air terjun di sana nggak suka kalau tempatnya jadi kotor. Apalagi kemarin langsung turun ke air tanpa permisi terlebih dahulu. Mulai dari situ udah ngerti ternyata manusia hidup di dunia ini tuh bener-bener berdampingan dengan makhluk gaib. Intinya kalau nggak mau diganggu, jangan ngeganggu. Harus ngerti aturan juga.
Hari-hari menjelang penarikan KKN di desa. Semuanya udah pada berbenah. Proker udah dijalanin satu per satu. Udah kena sidak juga. Ya sisa-sisanya cuma begini aja. Bangun tidur, makan, nggak tahu mau ngapain lagi, mainan HP, capek, tidur, bangun lagi, main di teras, ngajarin anak-anak belajar, rapat akhir, and repeat.

To be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar