Sebenarnya 49 days ini bukan menceritakan kisah Nam Gyu Ri yang diberi kesempatan hidup sekali lagi setelah mengalami koma panjang akibat dari kecelakaan. Ini menceritakan detik-detik terakhir aku mengenyam pendidikan wajibku selama 12 tahun. Sebenarnya juga 49 hariku sudah terlewatkan yakni pada tanggal 26 Maret 2012 yang lalu. Namun, karena aku mengalami kecelakaan, aku belum sempat untuk menuliskan postingan ini. Bagiku, nyawa lebih berharganya daripada memposting tulisan seperti ini. Postingan ini hanyalah untuk selingan melepas kepenatan dari soal-soal yang terus menerus menggempurku.
Kembali ke pembicaraan awal. Tersisa 49 hari. Tersisa dari kenangan selama belajar di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta terutama teman-temanku yang selalu menemaniku sejak duduk di kelas 10 hingga saat ini. Tersisa dari kenangan para guru yang bekas di hati misalnya guru yang galak, guru genit, guru yang membosankan, guru yang menjengkelkan, guru yang selalu mengejar muridnya untuk sholat dhuhur berjamaah, guru yang ‘bau’, guru yang punya selera humor yang tinggi, hingga guru yang digugat cerai oleh pasangannya (maaf pak), dll. Tersisa dari aroma sekolah yang tercium wangi setiap saat seperti kantin MakNyak langganan mie ayamku, kantin selatan yang pernah menjadi tempat pembolosanku bareng Si Dindot, koperasi yang sering ku kunjungi walau hanya untuk membeli cheetos ataupun choki-choki, lapangan serba bisa yang menjadi saksi bisu bahwa aku sering berjalan di atasnya menandakan setiap saat aku berjalan di lingkungan SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta bersama teman-temanku. Di waktu seperti ini lah yang membuatku berpikir bahwa baru kemarin memakai seragam putih abu-abu tapi sekarang sudah harus menempuh ujian terakhir dan kelulusan.
Semua kenangan dari hal kecil hingga tak terduga tidak mudah bagiku untuk ku lupakan begitu saja. Bahkan nama Putri Ramadhina, Vita Widya Septiani, dan Septa Gugi Rianda akan bekas dibenakku untuk selamanya. Ya, mereka adalah moodboosterku selama 3 tahun ini. Kami berempat tidak pernah berpisah semenjak kelas 10. Mereka sering ku jadikan sasaran kemarahanku apabila aku sedang tidak mood melakukan sesuatu. Mereka juga menjadi sasaran penontonku apabila aku sedang memeragakan hal konyol seperti dance ala boy/girlband korea, menebak lagu-lagu korea, hingga leluconku yang sama sekali tidak lucu. Mereka juga sering ku jadikan pendengarku apabila aku sedang menceritakan semuanya tentangnya sampai kuping mereka panas mendengarkannya, bercerita tentang cerita misteri kawasan UGM sampai Dindot tidak mau mendengarkannya karena takut, aku bercerita semuanya. Bagiku hal tersebut lah yang membuatku bangga, senang, terharu karena aku bisa menemukan teman macam mereka. Mereka mau berbagi denganku, mereka mau menjadi sasaran kemarahanku, penontonku, dan pendengarku.
Namun apa mau dikata, sebentar lagi kita akan lulus. Aku harap kita akan tertawa bersama, senang bersama, sedih bersama, belajar bersama selamanya. Mungkin banyak kesalahan dari aku untuk kalian. Kalian jengkel dengan sifatku yang masih kekanakan seperti ini, kalian bosan dengan ceritaku yang itu-itu saja, kalian merasa tidak terhibur dengan tarian-tarian tersebut. Maaf dari aku mungkin belum cukup untuk menutup kekecawaan dan luka hati kalian. Tapi aku berharap agar kalian bisa memaafkanku.
♥♥♥♥ MIANHE CHINGUYA, NAN NEOL SARANGHAE ♥♥♥♥
We Are Together – Mumu ♥ Dindot ♥ Sepat ♥ Vita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar