Pak Kardi

Ini ceritaku tentang sosok guru fisika yang sempat menjadi momok tiap angkatan. Sebelumnya saya minta maaf kalau di blog ini terdapat kata-kata yang dianggap kok gag menghormati orang yang udah tua. Justru itu, ciri khas Bapak yang bisa jadi motivasi saya. Oleh karena itu, saya ingin mengadopsi anak, eh maksud saya mengadopsi kisah seru selama menjadi murid Bapak.

Beliau cowok tulen, postur tubuh mungil, paruh baya, don't forget he always hear his glasses. Dari kacamatanya aja udah kelihatan kalau Beliau itu pinter, pinter fisika, jago fisika. Yaelah namanya juga guru fisika. Sebut saja namanya Pak Kardi, salah satu guru fisika yang dapat kalian temukan di toko terdekat, eh maaf maksudnya SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Beliau pengajar fisika khusus kelas XI dan XII tentunya jurusan IPA. Mana mungkin jurusan IPS dapat pelajaran fisika, kecuali kalau emang program sekolahnya menganjurkan seperti itu.

Sejak kelas X aku udah tau mana yang namanya Pak Kardi. Setelah diteliti, oh itu ya yang namanya Pak Kardi. Semacam menjelma jadi detektif, ngumpet di balik tanaman waktu aku lihat Beliau. Lama-lama denger kabar dari senior kalau Pak Kardi terkenal galaknya. Waktu itu mah masih nyantai, masih kelas X, masih belum berdosa.

Nah kejadiannya, aku naik satu level dari kelas X menjadi XI IPA. Saat perkenalan sama wali kelas baru, aku baru ngeh kalau fisika yang ngajara adalah Beliau. Tiba-tiba kejang di kelas, step. Konyol. Langsung bagian suka dukanya aja deh.

Sukanya kalau diajar sama Pak Kardi itu, kalau Beliau lagi mood ngajarin kita. Artinya, Beliau lagi gag sensitif. Terus kalau ada guyonan selama pelajaran, cerita-cerita. Wuih fisika langsung berubah jadi surga dunia, men. Dukanya, waktu aku duduk kelas XI. Kita semua pernah disuruh lari-lari keliling lapangan tiga kali khusus cewek, lima kali khusus cowok. Bayangin waktu itu jam-jamnya matahari tepat di atas kepala gue. Apalagi aku semakin merasa salut sama salah satu temenku, Dindot. Puasa udah hampir setengah hari, eh malah disuruh lari-lari lapangan. Salut deh.

*masuk kelas XI IPA 2* *keadaan XI IPA 2 masih rame*

GEBRAAAAAK!!

*hening*

"Keluar keliling lapangan tiga kali khusus perempuan, lima kali khusus lanang! Saiki, cepet!"

Apalagi kalau udah bawa penggaris kayu ukuran 10000mm, suasana kelas jadi kayak di neraka. Panas, sumpek, gelap, gag ada cahaya, pokoknya yang punya penyakit jantung dilarang keras buat ikut pelajaran deh.

Herannya, Pak Kardi tercinta itu kok sama cewek lebih terbuka ya daripada sama murid cowoknya? Kebukti loh, dia sering digerombolin sama anak-anak cewek. Ciyeeee, Bapak sekarang berasa 45 tahun lebih muda nih yee. Gag apa-apa kok pak selama masih dibatas kewajaran. Lagian kan Bapak pengajar dan kita hanya pelajar biasa.