Abnormal

Jadi begini ceritanya, awalnya aku gag pernah kenal sama dia. Pertama aku mengetahui batang hidungnya dia itu saat latihan baris berbaris maklum, aku penjuru tengah yang sering bawa nomor dada. Sampai ada salah satu sahabatku namanya Dina nyelentuk gini, "Ih kayak sapi yang mau dikorbanin aja Mu." Sialan aku disamain sama sapi kurban. Langsung pingsan di tempat, grook grook grook. Lanjut ke cerita awal. Pandangan pertamaku tertuju pada satu titik. Mata gag berkedip sama sekali, nafas sempat terhenti sejenak, hatiku cenat-cenut, gigiku ngilu semua. Aku langsung merengkuh lengan temanku, Vita dan berkata pada dia, "Vit lihat deh ada pangeran yang habis turun dari langit. Ganteng banget Vit." Ibaratnya dia tuh kayak pangerang yang di film-film dikasih efek macam slow motion. Langsung meleleh, meluber kemana-mana.

Saat aku tunjuk pangeran tersebut, Vita cuma jawab seadanya. "Ih" Aku langsung ngedumel sama Vita. Orang seganteng kayak dia kok dibilang "Ih" sih. Gag cuma Vita aja yang aku kasih tau, parahnya si Septa juga aku kasih tau tentang pangeran yang habis turun dari langit itu!

"Vita, lihat deh ada kakak kelas ganteng yah?"
"Mana sih Mu?"
"Itu nomer sekian." (aku lupa dia barisan berapa).

Jawabannya tidak lain tidak bukan adalah "Ih" juga. Geram banget, dari tadi kok jawabannya "Ih" terus. Macam orang orgasme saja lah mereka ini. Tapi setelah aku pikir-pikir dalam lagi sampai otak paling dangkal, ternyata bener juga. Lelaki yang pernah aku sukai mukanya aneh semua. Dari teman dekatku sampai guru kimiaku namanya Bu Huda bilang persis kayak gitu. Paling parah, pas pelajaran kimia. Saat beliau ngeabsen aku, dia bilang gini, "Mutiara sudah periksa mata belum?" Pura-pura epilepsi di kelas.

Ya Allah, apa salah aku? Kenapa orang-orang yang aku sukai aneh-aneh semua? Padahal menurut penglihatanku mereka lumayan kok. Lumayan buat penglihatan abnormal macam aku. Maklum lah aku kan lihat mereka dari hati bukan fisik doang. Langsung ketawa mwihihihik.