Welcome to all passangers! Read carefully, enjoying with my mind!

Selamat datang di blog saya. Apakah anda pernah merasakan manisnya jatuh cinta? Di saat anda merasakan perasaan seperti itulah, anda harus bersiap diri untuk merasakan kepahitannya.

Sabtu, 22 Desember 2018

Wawancara Perwakilan Local Staff

Happy Saturday! Selamat pagi manusia-manusia tegar di luar sana. Apa kabar kalian? Semoga masih dalam keadaan bahagia ya. Mari melanjutkan episode seleksi Local Staff ini. Ingat dengan postinganku yang ini? Terakhir aku sudah sampai di tahap wawancara dengan pihak Kemlu, wawancara yang cukup mulus tanpa halangan apapun. Halangannya sih cuma susah cari lobby Kemlu doang sih. Hahaha. Tidak perlu menunggu waktu yang lama, selang seminggu setelah ujian tersebut, salah satu kandidat memberi informasi melalui grup WA jika ia lolos ke tahap berikutnya. Saatnya fokus ke tahapan berikutnya nih. Semua kandidat terlihat panik, namun ada yang menanggapinya dengan santai. Bagaimana dengan aku? Kalau aku masuk ke kelompok yang panik.

Yaiyalah panik. Beberapa udah dapat email balasan, beberapa ada yang belum mendapatkannya. Termasuk aku yang belum mendapatkan email tersebut. Sebenarnya udah kayak pasrah aja sih. Kalau pun lolos ya alhamdulillah, kalau pun tidak ya sudah diterima dengan hati yang lapang. Berusaha tegar, padahal dag dig dug duer. Dua jam berlalu semenjak informasi tersebut tersebar. Belum juga mendapatkan email balasan. Ya sudah memang belum rejekinya. Tapi ternyata, mak deng ding. Suara ala email masuk bergema di handphone-ku. Aku buka perlahan-lahan dan email masuk dari rekruitmen ccalon pegawai setempat. Double happiness was happened here. Aku direkomendasikan ke salah satu negara perwakilan yang aku inginkan.

For your information, beberapa kandidat ada yang tidak lolos. Namun ada pula yang lolos tetapi tidak sesuai dengan pilihan negara yang mereka pilih sebelumnya. Katanya sih kebijakan dari perwakilan. Kadang butuh, kadang tiba-tiba nggak butuh. Yah kita mah udah sampai tahap sini aja udah bersyukur banget. Kandidat yang mendapatkan email dari Kemlu, diwajibkan untuk membalas email tersebut dengan mengisi formulir berupa CV. Aturan mainnya adalah jika kandidat tidak mengirim dalam waktu 3x24 jam semenjak email tersebut dikirimkan, maka kandidat dinyatakan gugur.

Selang seminggu dari penerimaan email tersebut, salah satu kandidat memberikan informasi jika dia telah mengikuti wawancara dengan perwakilan. Beberapa juga memberi tahu jika Kemlu hanya akan memberikan waktu kepada masing-masing perwakilan sampai 4 Mei untuk melakukan wawancara. Minggu pertama masih santai karena baru beberapa kandidat yang diwawancara oleh perwakilan. Nah baru deh minggu kedua. Tinggal beberapa perwakilan yang belum melakukan wawancara. Meningingat 4 Mei tinggal di depan mata. Sempat gagal optimis juga sih, tapi aku tetap yakin usahaku nggak berhenti sampai di sini. Oh ya wawancara dengan perwakilan ini dilakukan dengan cara janjian terlebih dahulu untuk menentukan waktu video call. Ada yang melalui skype, WA, dan line. Waktu wawancara 20-45 menit setiap kandidat dan ada 3-5 panel yang akan mewawancara.

Tepat satu hari sebelum deadline dari Kemlu tersebut, di jam 14.00 aku mendapatkan telepon dengan kode nomer luar negeri. Fix! Ini telepon dari perwakilan. Aku sempat missed the call, tapi beberapa menit kemudian mereka telepon lagi. Dengan sapaan manis nan lembut, aku menyapa suara di seberang sana. Halo. Aku mendengar suara bapak-bapak melalui handphone-ku. Ditanya nama, lagi dimana, lagi ngapain sekarang. Tanpa tedeng aling-aling, beliau bertanya kepadaku, "Bisa wawancara sekarang kan, Mbak?" Siap pak siap. Wawancara secara langsung tanpa janjian terlebih dahulu. Gimana rasanya? Deg-degan abis. Padahal pertanyaannya ya kayak pertanyaan wawancara seperti biasanya. Tetap aja deg-degan. Disuruh perkenalan diri, dulu kuliah dimana, kerja dimana, pernah buat project apa aja. Kalau kandidat lain wawancara sampai setengah jam, wawancaraku hanya berlangsung dalam 10 menit, lumer begitu saja, dan diakhiri dengan perwakilan memintaku untuk mengirimkan protofolio project yang pernah aku buat melalui email.

Dari semua perwakilan yang telah melakukan tahapan wawancara ini, semua hasil akhir kembali di tangan Biro SDM Kemlu. Apapun hasil akhirnya nanti, tetap optimis dan yakin kalau bisa lolos sampai ke tahap akhir, yaitu diklat.

Next Diklat Lyfe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar