Welcome to all passangers! Read carefully, enjoying with my mind!

Selamat datang di blog saya. Apakah anda pernah merasakan manisnya jatuh cinta? Di saat anda merasakan perasaan seperti itulah, anda harus bersiap diri untuk merasakan kepahitannya.

Sabtu, 03 Februari 2018

Jumat Barokah

Good weekend is always started with good mood. Biasanya kalau mood sudah bagus seperti ini, mau nulis sepanjang jalan kenangan pun nggak masalah. Hai apa kabar kalian? Selamat menikmati liburan Sabtu-Minggu ya. Buat yang weekend tetap bekerja, semangat! Kali ini aku mau cerita pengalaman yang baru kemarin terjadi pada diriku. Mengenai bagaimana Allah bekerja dengan caraNya. Dari situ aku tersadar, “Oh jadi seperti ini cara Allah mengubah takdir seseorang?” And I was so amazed. Alhamdulillah.

Kejadian ini berawal ketika aku baru saja balik dari bank tepat Jumat siang saat kaum adam melaksanakan Sholat Jumat. Ketika itu aku memikirkan makan siang apa yang harus kubeli untuk makan siangku nanti. Aku menjatuhkan pilihan keinginanku membeli pizza panggang favoritku. Tanpa ragu-ragu, aku mengemudikan kendaraanku ke suatu daerah yang menjual pizza tersebut. Entah bagaimana bisa terjadi, tiba-tiba aku memikirkan untuk membeli ayam saos korea daripada pizza.

“Jangan pizza deh, mahal.” batinku.

Akhirnya aku melewatkan begitu saja toko pizza tersebut sesekali melirik sebentar. Rasa ragu antara ingin dan tidak ingin menyelimutiku saat itu. Masih dalam perjalanan aku memutuskan untuk membeli ayam saos korea dan hamburger isi daging ayam. Jalan panjang kulalui meski panas terik matahari menyengat di kulit. Sampai akhirnya aku tiba di toko ayam saos korea itu. Saat kudekati toko ayam saos korea dan kunyalakan lampu sen, aku melihat pemandangan kurang mengenakkan. Apakah yang terjadi?

MAAF TOKO TUTUP LAGI SHOLAT JUMAT

It's okay, I am fine. Aku belum menyerah dalam pencarian makan siangku ini. Aku putuskan untuk membeli ayam geprek yang hanya berjarak satu kilometer dari toko ayam saos korea. Nasib ingin makan siang dengan makanan favorit, realitanya adalah gagal makan siang. Lagi lagi aku harus membaca pengumuman di depan toko.

TOKO SEDANG SHOLAT JUMAT

Bayangin deh kalian kesel nggak sih udah jauh-jauh dari satu tempat ke tempat lain, pengen cari makan siang atau apapun itu, eh malah nggak dapat juga? Yes I did. Kesel banget. Bete banget. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke rumah dan menggerutu.

“Kenapa sih nggak ada toko yang buka di Jumat siang ini?” 

“Nggak kasihan apa sama orang-orang yang kelaperan cari makan siang?” 

“Mau cari makan siang aja ribet banget.”

Dang! Sepanjang perjalanan aku hanya menggerutu, menggerutu, dan menggerutu. Kulihat awan yang tadinya sangat cerah kini berganti menjadi awan gelap nan pekat. Persis dengan suasana hatiku saat ini. Kekesalan ini belum berhenti tatkala aku mendapati rumah dalam kondisi terkunci. Oh man jangan bilang ini karena Hari Jumat. Aku lantas pergi ke satu rumah yang lain yang jaraknya tidak jauh dari rumah utama. Sesampainya di rumah, hujan mengguyur dengan deras. Kedatanganku disambut oleh Paklik Suradi yang setiap hari mengurusi rumah itu. Dengan perasaan yang lelah aku hanya bisa mengabaikan sambutan hangat tersebut. Paham dengan situasi tersebut, Paklik Sur menawariku kacang rebus.

“Mbak, ini ada kacang rebus.”

“Iya, Pak. Makasih.” Jawabku sekenanya.

Aku pun masuk ke dalam kamar dan beristirahat. Di dalam benakku, aku masih memikirkan apa yang harus kumakan siang ini. Hujan, lapar, dan tidak ada makanan. Paket komplit untuk membuat seseorang bete seharian. Semakin memikirkan makanan semakin aku merasakan lapar yang amat menyiksa. Oke ini lebay tapi aku beneran lapar. Hingga aku pun ketiduran. Ini udah jadi kebiasaan gitu loh kalau setiap aku lapar tapi bingung mau cari makan apa, jalan pintasnya adalah tidur. Ketukan pintu menyadarkanku dan aku segera bangun dari tidurku. Aku terbangun dan membuka pintu. Saat itu Bapak membawakanku nasi, oseng tahu, telur ceplok, dan daging sapi.

“Makan lah.”

Bagai berenang air di lautan padang pasir. Tau nggak sih seketika aku menjadi manusia paling bahagia ketika Bapak datang sambil membawakanku makan dan memintaku untuk makan siang. Aku segera mencari piring dan memakannya dengan lahap. Aku pun tersadar, Allah telah memberikan jalan dan caraNya kepadaku dengan seperti ini. Cara yang benar-benar tidak bisa ketebak. Mungkin kalau tadi aku mampir untuk membeli pizza atau ayam saos korea atau ayam geprek, aku nggak bakal merasakan enaknya makan seadanya dikala perut kosong. Mungkin kalau tadi aku mampir untuk membeli makan siang, aku juga akan terjebak hujan yang sangat deras. Aku tidak perlu mengeluarkan uang hanya untuk membeli sebuah makan siang yang terlihat mewah. Dari kesederhanaan dalam makan siang saja sudah cukup membuatku mensyukuri nikmat yang diberikan dariNya.

Dari pengalaman cari makan siang inilah sekarang aku bisa lebih bisa memahami bagaimana Allah menghendaki keinginan hambaNya. Mungkin awalnya nggak semulus apa yang kalian inginkan. Istilahnya jatuh bangun untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan. Berbagai pengorbanan di awal. Mulai dari yang kepanasan di jalan, toko tutup, sampai kekunci. But the result, akhirnya aku mendapatkan dan menikmati keinginanku. Makan siang dengan lahap. Hahaha. It was so real, Man! Segala usaha yang kalian pakai adalah sebanding dengan apa yang kalian dapatkan. Aku menikmati proses itu yah walaupun terkadang membuatku jengkel dan lelah. Proses yang mendewasakan pemikiranku.

Jumat barokah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar