Welcome to all passangers! Read carefully, enjoying with my mind!

Selamat datang di blog saya. Apakah anda pernah merasakan manisnya jatuh cinta? Di saat anda merasakan perasaan seperti itulah, anda harus bersiap diri untuk merasakan kepahitannya.

Sabtu, 01 Oktober 2016

Buku #4 Girls In The Dark

Judul: Girls In The Dark
Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerbit: Penerbit Haru
Tebal: 284 halaman
Terbit: Mei 2014
ISBN: 9786027742314

Apa yang ingin disampaikan oleh gadis itu...?
Gadis itu mati.
Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi, mati.
Di tangannya ada setangkai bunga lily.
Pembunuhan? Bunuh diri?
Tidak ada yang tahu.
Satu dari enam gadis anggota Klub Sastra digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkarisma itu.
Seminggu sesudahnya, Klub Sastra mengadakan pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan ketua mereka dengan sebuah cerita pendek. Namun ternyata, cerita pendek yang mereka buat adalah analisis masing-masing tentang siapa pembunuh yang sebenarnya. Keenam gadis itu bergantian membaca analisis mereka, tapi....
Kau... pernah berpikir ingin membunuh seseorang?

Halo kembali lagi bersama saya. Hari ini saya akan mereview sebuah novel dari Akiyoshi Rikako. Seperti biasa, pertama-tama saya akan mereview berdasarkan bentuk fisik dari novel ini. Novel dengan cover salah satu siswa SMA Santa Maria ini memiliki latar belakang yang menurut saya tema dari novel ini dapat dapat ditebak dari covernya sendiri, thriller. Sebenarnya Akiyoshi menerbitkan novel Girls In Ihe Dark terlebih dahulu. Setelahnya adalah novel The Dead Returns. Sama seperti novel yang sudah saya review sebelumnya, cover pada novel ini diambil dari salah satu tokoh utama. Saya mencoba menebak gambar wanita pada cover tersebut adalah Itsumi, sang ketua Klub Sastra atau Sayuri, sang wakil ketua.

Font yang digunakan pada novel ini berebeda dengan font yang digunakan pada novel Akiyoshi yang berikutnya. Saya lebih menyukai tipe font pada novel Girls In The Dark dibandingkan dengan font yang dipakai pada novel The Dead Returns. Bukan tanpa alasan, tetapi font jenis ini sesuai dengan mata. Terlebih lagi, font ini tidak terlalu tipis untuk dibaca sehingga dapat diterima oleh mata pembaca.

Setelah mereview bentuk fisik dari novel tersebut, kini saatnya saya mereview isi dari novel Girls In The Dark ini. Setting tempat pada cerita ini adalah sebuah salon, saya sendiri masih bingung kenapa diberikan nama "salon". Novel ini menceritakan kisah kematian, bagaimana kematian sang Ketua Klub Sastra SMA Santa Maria menurut pandangan dari anggota Klub Sastra. Jika boleh jujur, saya menyukai alur dari cerita ini. Setiap anggota dipersilakan untuk menulis sebuah karangan lalu membacakannya satu per satu. Dari tulisan tersebut, muncul dugaan kecurigaan siapa anggota Klub Sastra yang membunuh Itsumi. Masing-masing anggota menuliskan analisanya sesuai dengan latar waktu yang tepat. Novel ini benar-benar menyeret pembacanya sampai pada akhir cerita. Tak mengherankan jika saya dapat menyelesaikan novel ini kurang dari 24 jam. Novel dibagi beberapa bab yang tiap babnya adalah sudut pandang dari masing-masing anggota. Pada masing-masing bab juga diceritakan bagaimana si anggota bisa bertemu, berkenalan, masuk ke Klub Sastra dengan undangan istimewa dari Itsumi, hingga analisa bagaimana Itsumi terbunuh dan mencurigai salah satu anggota melalui tulisan yang dibacakan.

Saya membaca novel dengan bonus cerpen di akhir cerita. Saya kurang paham kaitannya cerpen tersebut dengan cerita pembunuhan Itsumi. Mungkin karena sudah terbawa suasana psikologis pembaca dalam membaca novel ini. Oh ya kabarnya Girls In The Dark ini akan ditayangkan di bioskop di Jepang dan saat ini sedang penggarapan syutingnya. Semoga sukses dan berhasil membawa penontonnya menebak-nebak siapa tersangka utamanya, atau tersangka pembantu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar